101 Liburan ke Singapore Bersama Bayi

by - April 02, 2019

Hai! Semoga belum telat banget ya buat saya nepatin janji nulis di blog ini tentang perjalanan ke Singapore bulan Februari kemarin. 101 about traveling with baby yang umurnya belum genap 2 tahun. Ngebayangin aja udah kerasa ribet kan ya, apalagi ngejalaninnya, super ribet! :p. Eits, big no kok kalau kita punya persiapan yang cukup, terutama persiapan informasi tentang situasi dan kondisi di sana. Semakin banyak informasi yang kita gali, semakin kita tahu "apa yang harus kita siapin dan ngapain". Harapannya perjalanan kita akan jadi perjalanan yang menyenangkan, walaupun sambil bawa bayi, dan lagi hamil 6 bulan (itu saya :D).

Ini adalah pengalaman pertama saya dan suami terbang ke Singapore. Walaupun baru pertama, tapi kami cukup puas dengan perjalanan yang kami lakukan selama 5 hari 4 malam disana. Pun nggak bisa disangkal, kalau masih banyak itinerary yang kelewat karena kita masih meraba-raba arah dan lokasi, sambil adaptasiin si bayi yang sebagian besar aktivitasnya berubah, dari yang biasanya dilakuin rumah jadi berpindah di perjalanan dan lokasi wisata. Ini lah tantangannya. Yuk cus deh, satu-satu akan saya review gimana cerita perjalanan ribet ini. Semoga bisa nambah info buat yang mau liburan ke Singapore bawa bayi ya. Sama seperti saya dulu, sebelum berangkat ngoprek-ngoprek blog orang dulu :p

Booking Hotel

Booking hotel saya lakukan sekitar 10 hari sebelum berangkat ke Singapore lewat booking.com. Kenapa booking.com? Karena setelah membandingkan dengan situs lain, harga di booking.com lebih murce dan banyak promo (tetep lah ya naluri ibu-ibu). Selain itu, ulasan di tiap hotelnya juga jelas. Mulai dari map, fasilitas sampai dengan reviews dari pengunjung sebelumnya. Dari ulasan itu saya memilih hotel sesuai budget dan lokasi yang saya inginkan. Memilih lokasi hotel ini penting banget, kalau perlu harus bener-bener kita pelototin mapnya. Kalau nanti disana kita nggak pakai jasa travel agent dan cuma ngandalin MRT, sangat amat penting sekali milih hotel yang lokasinya deket dari stasiun MRT. Boleh disesuaikan sama kesanggupan jalan kita sih, kalau jarak hotel dan stasiun MRT 1-2 km dan kita sanggup jalan, ya nggak masalah. Tapi kalau saya makasih ya kalau suruh jalan jauh, kondisi lagi hamil juga. Dan benar saja, walaupun hotel tempa saya menginap dan stasiun MRT jaraknya cukup dekat, 400meteran, tapi ternyata dari pintu masuk stasiun menuju kereta MRTnya kita masih harus jalan jauh.

Selain dekat dengan stasiun MRT, dekat dengan tempat makan atau pusat keramaian juga penting. Lokasi-lokasi yang strategis untuk menginap yang dekat dengan pertokoan dan tempat makan antara lain: Sekitar Chinatown, sekitar Rochor, Little Inda dan Sekitar Bugis Street. Tapi memang harga penginapan di tempat-tempat strategis ini agak lebih mahal. Saya dan suami menginap di daerah Little India. Jarak hotel tempat kami menginap sekitar 400 meter dari Stasiun MRT Farrel Park, 100 meter dari pusat perbelanjaan 24 jam Mustofa Center. Alhamdulillah banget dapat yang super strategis dan nggak mahal dengan dikelilingi pertokoan dan warung-warung makan di sekitarnya. Nggak perlu khawatir kalau tiba-tiba malem-malem sibayi butuh sesuatu, tinggal lari sebentar keluar hotel.

Awalnya kami mau booking di daerah Gaylang, karena hotel di sana cendung lebih murah dengan fasilitas dan penampakan kamar yang lebih bagus. Tapi untung nggak jadi, karena ternyata lokasinya jauh dari karamaian, lebih banyak bangunan-bangunan tinggi seperti kawasan perkantoran dan apartemen, jadi lokasinya terasa lebih panas. Lucky me.


Ini map yang bisa kita buka di booking.com di tiap hotelnya. Langsung bisa kelihatan lokasinya dekat dengan stasiun MRT apa, juga ada perbandingan harga dengan hotel di sekitarnya.


Di tiap hotelnya juga akan ada keterangan, dekat dengan apa saja. Ini contoh dari hotel tempat saya dan suami menginap.


Barang Bawaan
Kami bawa 1 koper, 1 ransel, 2 sling bag kecil, dan 1 tas jinjing berisi stroller kabin size. Koper saya isi dengan baju ganti secukupnya (punya saya, suami dan bayi). Sementara ransel untuk bawa laptop suami, jaket, botol susu kosong dan thermos makan bayi. Sling bag kecil pertama untuk kamera, dompet, hp, charger, paspor dan tiket pesawat. Sling bag kecil kedua untuk botol susu bayi dan termos kecil berisi air yang siap buat diminumin kapanpun, jug makanan bayi. Jadi kalau dibayangin gimana kami ketika di jalan, akan seperti ini: Saya dorong stroller bayi sambil pake sling bag berisi kamera. Di stroller, saya gantungkan sling bag berisi susu. Suami gendong ransel sambil narik koper. Nah, ketika udah mau naik pesawat, stroller dilipat dimasukin tas jinjing dan ikut dibawa masuk ke kabin pesawat bareng ransel suami. Sling bag kami kalungin dan bawa duduk. Sementara koper masuk bagasi. Turun dari pesawat cara bawanya masih sama seperti tadi sampai dengan check in hotel. Setelah itu, tiap jalan-jalan keluar hotel, kami cuma perlu bawa 2 sling bag, dan stroller yang kami dorong kemana-mana buat bayi rebahan. Disini ini pemilihan jenis stroller yang tepat menjadi sangat amat penting. Compact yang muat ditaruh dikabin, tapi tetep nyaman buat jalan sepanjang hari. Nanti akan kita bahas di paragraf sendiri ya soal stroller ini.


Data Cellular

Ini juga penting banget nih. Apalah hidup kita tanpa gadget dan koneksi internet. Ngapain aja pengennya cekrek trus upload. Apalagi kalau lagi liburan, ya kan..

Nah, karena ini di negara orang, sudah bisa dipastikan data cellular yang sehari-hari kita pakai di Indonesia nggak akan bisa nyaut dipakai di sana. Sesampainya di Singapore, ada dua opsi yang bsa dipilih: mengandalkan wifi di tempat umum dan hotel (kebanyakan hotel menyediakan fasilitas ini) atau mau beli paket data. Pilihan pertama tentu saja gratis, kalau yang kedua kita harus merogoh kocek sedikit. Saya dan suami pilih opsi kedua, karena dia nggak mau bergantung pada sesuatu yang belum tentu. Kalau ada hal urgent juga gampang, misal untuk ngontak keluarga di Indonesia. Atau kontak-kontakan sama suami kalua-kalau suami keluar hotel bentar buat beli makan trus dia pengen konfirmasi menu makanan :D (diskusi ini beneran terjadi).

Jadi saya dan suami memutuskan untuk beli paket data sesampainya di Changi. Di zona arrival, akan ada konter-konter yang menjual paket data ini. Oiya, selama di Changi kita nggak perlu khawatir soal koneksi internet sebenernya, karena selama kita masih ada di area Changi, kita bisa langsung nyambung sama wifi bandara. Tinggal scan paspor di mesin yang disediakan oleh bandara, kita langsung dapet pasword wifi. Jadi ketika sudah landing di Changi, kita nggak perlu buru-buru nyari konter paket data untuk bisa ngabarin keluarga di Indonesia.


Satu kartu paket data ini harganya $15 atau kurang lebih Rp. 150.000, kita sudah dapet 100GB 4G paket data untuk 7 hari, 30 menit nelfon internasional dll, bisa dilihat di foto ya.


MRT Deposit Card

Selain paket data, yang kami langsung cari ketika sampai di Changi adalah MRT deposit card ini. Karena selama di Singapore, saya dan suami nggak pakai travel agen. Kemana-mana kami tempuh dengan MRT dan jalan kaki (juga taksi ketika terpaksa :D). Kenapa lebih milih naik MRT? Karena hemat beb. Yap. Dengan pengisian awal $10, deposit kami baru habis setelah 3 hari keliling kota dengan oper-oper MRT. Sangat hemat bila dibandingkan dengan naik taksi yang sekali jalan bisa habis $15.

Kita juga nggak perlu takut nyasar. Map MRT bisa kita temui di setiap stasiun, dan gampang banget dipelajari. Tinggal ngikutin jalur yang sudah dilabeli dengan warna yang berbeda-beda.

MRT Deposit Card yang bisa kita isi ulang


Mobilitas Bayi dan Strollernya

Trus gimana mobilitas selama disana? Naik MRTnya nanti gimana kalau pakai stroller? Mampir-mampir toko buat belanja bayinya sama strollernya gimana?

Kita nggak perlu khawatir dengan semua pertanyaan itu. Singapore adalah negara yang ramah pejalan kaki, stroller dan disabilitas. Hampir semua trotoar disana bisa dilewati stroller dengan nyaman. Selain itu, hampir semua hotel dan pertokoan yang lebih dari dua lantai sudah menyedakan lift. Apalagi stasiun MRT, sangat gampang menemukan lift disana. MRTnya pun sangat longgar untuk sekedar diselipkan stroller di dalamnya. Kalaupun tempat duduk full, berdiripun tetap nyaman dengan bawa stroller.

Karena itu, justru menurut saya kalau liburan ke Singapore sama bayi, wajib bawa stroller. Akan sangat membantu ketika kita harus berjalan jauh, kita nggak harus menggendong bayi sepanjang waktu. Ketika jalan-jalan dan bayi ngantuk, kita bisa menidurkan bayi sambil tetap melanjutkan perjalanan. Bisa untuk nyantolin barang belanjaan juga strolernya :D.

Pengalaman saya sejak tiba di bandara - naik bus bandara menuju stasiun MRT - ke hotel - jalan ke tempat wisata - belanja - balik hotel lagi, stroller tidak pernah terlipat.



Tempat Belanja Oleh-Oleh yang Nyaman Sambil Bawa Bayi

Bugis Market
Ada beberapa tempat yang sudah banyak direkomendasilan oleh travel blogger untuk belanja oleh-oleh dengan harga yang terjangkau di Singapore. Dan kebanyakan di urutan teratas menyebutkan  Bugis Market. Kalau mau belanja dalam jumlah banyak, misal kaos atau pernik-pernik khas Singapore, juga coklat, Bugis Market ini memang paling rekomended soal harga. Kalau untuk kenyamanan bayi? Karena Bugis Market itu seperti pasar tradisional gitu bentuknya, jadi kalau kondisi sedang ramai ya bisa bikin bayi nggak nyaman. Ketika kesana kondisi cukup ramai tapi tidak padat, stroller bisa tetep leluasa masuk dan keliling-keliling di dalam. Tapi kalau mau masuk ke kios-kiosnya, nggak bisa masukin stroller, jadi ayahnya yang jaga bayi di luar selagi saya memilih barang.

Mustafa Center
Mustafa Center ini seperti supermarket yang sekali masuk ke dalam kita bisa nemu apa saja. Ada 3 lantai dan dua blok. Di blok depan, ita bisa menemukan pernik-pernik untuk oleh-oleh, baju, snack, coklat, obat-obatan dll. Di blok belakang kita bisa dimanjakan oleh banyak pilihan parfum branded dengan harga yang 'sedikit' lebih miring dari pada di Indonesia. Mustafa Center buka 24 jam. Ramah stroller. Karena lokasinya hanya 100an meter dari hotel tempat kami menginap, kami memilih kesana saat malam hari, siang harinya kami pakai pergi ke lokasi lain yang jam operasionalnya lebih terbatas.


Arab Street di Depan Masjid Sultan
Jalan-jalan kesini kita dapet sepaket; Foto-foto oke, belanja oke, kulineran juga oke. Tapi untuk belanja, pilihannya nggak sebanyak di Bugis Street atau Mustofa Center, walaupun harganya juga masih tergolong murah. Karena kami ke sininya di hari terakhir dan sudah beli oleh-oleh di hari sebelumnya, jadi kami hanya memanfaatkan waktu untk jalan-jalan dan foto-foto di kawasan Masjid Sultan sampai dengan Kampung Glam. Luckynya lagi, kami kesini di jam yang tepat, yaitu sore menjelang magrib. Karena menurut saya, itu golden hournya termpat ini. Kita bisa jalan kaki di sepanjang trotoar dengan lampu-lampu hias yang mulai menyala, tapi langit juga belum terlalu gelap. Syahdu. 




Question and Answer

Strollernya bawa dari Indonesia?
Iyap. Saya pakai stroller kabin size merk chocolate. Gimana bawanya di di pesawat, sudah saya bahas di atas di paragraf barang bawaan ya.

Bisa nggak ya sewa stroller di Singapore?
Kalau nggak mau ribet bawa stroller dari Indonesia, menyewa di Singapore juga bisa jadi pilihan. Tapi stelah saya cari-cari infonya dari google, harganya lumayan mahal. Jadi saya memutuskan bawa sendiri.

Selama disana gimana caranya nyuci dan steril botol bayi?
Saya cuci-steril botol dan alat makan bayi di hotel setiap malam, dan pagi sebelum keluar hotel untuk jalan-jalan. Nyucinya di wastafel kamar hotel pakai sabun cuci botol sleek yang saya bawa dari rumah. Untuk mensterilkan, saya pakai dr Brown sterillizer bag. Dia seperti kantong plastik yang gampang dilipat tipis dan di bawa kemana-mana. Tinggal memasukkan air panas, ditutup dan dibiarkan beberapa saat.



Ada dokumen khusus yang perlu disiapkan ketika terbang bawa bayi?
Nggak ada dokumen khusus kok, cuma paspor saja, dan tiket pesawat pastinya. Hanya saja, ada sedikit perbedaan ketika check in di bandara Adisucipto Yogyakarta dan di Changi ketika kita membawa bayi. Di Changi ada loket khusus untuk pemeriksaan paspor bayi, diperiksa manual oleh petugas bandara (Gara-gara ini, kami harus mundurin jadwal pulang ke hari berikutnya, karena antrian cek dokumennya cukup panjang sedangkan akses ke Bagasi sudah ditutup) . Sementara penumpang dewasa cukup self check in dan boarding pass dan bagasi sendiri di mesin yang disediakan, tinggal scan pasport saja.
Untuk ibu hamil juga ada kebijakan khusus, kita akan dimintai surat dokter yang menerangkan usia kehamilan kita. Dan mereka akan meminta kita untuk mengisi formulir yang nantinya formulir itu harus kita tunjukkan ke petugas di pesawat. Untuk usia kehamilan berapa yang diperbolehkan terbang, bisa dicek sendiri ya, biasanya ada di website setiap maskapai penerbangan.


Udah 101 belom? Baru sedikit ya :D. Mungkin yang kurang itinerary kali ya. Kemana saja selama disana, dan tempat-tempat yang oke buat jalan-jalan sama bayi. InsyaAllah nanti akan saya bahas di postingan berbeda biar nggak kepanjangan. Nanti kalau ada QnA tambahan, akan saya update di postingan ini.

Terimakasih sudah menyimak dan selamat liburan. Kiss kiss.

You May Also Like

1 komentar

Silahkan berkata-kata di sini :)