Menjadi Seorang Ibu Hamil

by - October 12, 2017

#PostinganMenantiPersalinanPart1


Sepuluh hari menuju hari perkiraan lahir. Mulai dag dig dug dan awas dengan setiap tanda dan perubahan yang terasa di badan terutama di perut. Suami juga mulai panik, terlihat dari gelagatnya yang dikit-dikit nanya, "Udah ada tanda-tanda belum?" hehe maklum karena si jabang bayi adalah calon anak pertama kami. Alhamdulillahnya, sekarang saya sudah mulai ambil cuti kerja dan mudik ke rumah orangtua, kalau ada apa-apa ada ibu yang bisa ditanyain ini itu. Sebelumnya kami cuma tinggal berdua di kota perantauan, Jogja. Jadi selama ini terasa banget kami jadi double fighter -pejuang pencari jawaban atas setiap pertanyaan yang muncul mulai dari awal kehamilan #halah. Dan wow, jadi ibu hamil itu ternyata rasanya menabjubkan. 

Flash back sedikit. Delapan bulan setelah menikah, saya positif hamil. Alhamdulillah, ini menjadi rejeki yang saya dan suami sangat syukuri mengingat setelah menikah kami sempat beberapa kali test kehamilan dan hasilnya negatif. Banyak yang bilang saat itu saya terlalu capek karena harus kerja shift sambil kuliah yang pastinya rutinitas itu membuat saya jarang tidur. Kami pun sempat berfikir kalau mungkin belum saatnya kami punya momongan. Tapi ternyata Allah punya rencana yang lebih indah, testpack garis dua itu muncul setelah saya liburan semester. Dan luar biasanya lagi, ketika saya mulai mempersiapkan diri untuk adaptasi dengan kehamilan saya, tiba-tiba proses pendanaan beasiswa kuliah saya tersendat. Otomatis kuliah saya harus berhenti dulu. Anehnya nggak ada rasa menyesal sama sekali, justru malah bersyukur. Semua seperti sudah diatur rapi.   

Balik lagi soal 'wow'nya jadi ibu hamil.  Pada ngerasaian mual muntah di trimester pertama? Saya juga. Bisa dibilang cukup parah, karena tiap masuk makanan, muntah. Nyium aroma sabun mandi dan deterjen, muntah. Mau mandi jadi ada drama ogah-ogahan dulu, selesai mandi sudah bisa dipastikan muntah. Di  trimester pertama, berat badan saya turun 2kg. Sempet panik karena "ya masa' ibu hamil beratnya malah turun". Setelah tanya-tanya dan googling, ternyata itu wajar karena saya mual muntah dan susah makan. Alhamdulillah semua drama itu mulai hilang di bulan ke empat, trimester ke-dua.

Trimester dua adalah masa ternyaman selama saya hamil. Kerja 'riwa-riwi' terasa biasa aja. Ngemall berjam-jam juga nggak terasa capek :D. Masa-masa yang sangat pas buat babymoon, liburan berdua bareng suami. Sayangnya saya nggak punya banyak waktu libur kerja untuk liburan jauh, jadi ya cuma jalan-jalan di seputaran Jogja saja. Di trimester ini, makanan juga mulai banyak masuk. Saya mulai kepengen makan ini itu yang aneh-aneh. Dari sini berat badan saya mulai naik dan terus naik. Sampai di bulan ke-enam naiknya ngebut, 5kg dalam sebulan. Padahal dokter saya bilang naiknya berat badan cukup 2kg - 2.5kg saja perbulan. Alhasil saya harus mengontrol makan saya. Total kenaikan berat badan saya sampai dengan minggu ke-38 ini kurang lebih 14kg (dihitung dari berat badan awal sebelum turun 2kg). Agak sedikit ngebut dari rata-rata kenaikan berat badan ibu hamil. Tabel kenaikan rata-rata berat badan ibu hamil dan janin bisa dilihat di sini.

Saat ini kehamilan saya mulai masuk di usia 38++ minggu. Sungguh 38 minggu yang terasa sangat panjang, seru, wow, menabjubkan. Alhamdulillah dari USG terakhir, dokter bilang adek bayi dalam kondisi sehat, beratnya sesuai dengan kenaikan berat janin rata-rata di usianya. Kepalanya sudah di bawah, tapi belum masuk panggul. Saya harus sedikit bersabar menunggu dedek masuk ke panggul dan muncul tanda-tanda mau lahir. Yang pasti mulai siaga. Sudah ada dua tas yang siap ditenteng ke rumah sakit berisi baju bayi, baju saya dan suami dan printilan lain yang dibutuhkan selama nanti menjalani persalinan di RS. Mungkin di postingan selanjutnya akan saya share listnya, apasaja yang wajib disiapkan umtuk di bawa ke RS menjelang persalinan. Lalu bagaimana dengan keluhan yang saya rasakan di beberapa hari menjelang persalinan?  Akhir-akhir ini saya mulai merasakan kram di bawah perut dan kaki, pegal-pegal di punggung dan rasa gerah dan terengah-engah saat berjalan agak jauh. Saya mencoba mencari tau, keluhan-keluhan tadi wajar dirasakan oleh ibu hamil menjelang persalinan karena tekanan perut yang mulai membesar.

Mungkin gitu dulu ceritanya. Sambil menghitung hari, semoga nanti sempet nulis #PostinganMenantiPersalinanPart2 ya. Siapa tahu tulisannya bisa bermanfaat, juga sambil ngisi waktu biar nggak terlalu deg-degan menghadapi "the day". Bismillah semoga lancar, juga buat buibu yang mungkin sekarang juga sedang menghitung hari. Semoga dilancarkan semuanya. 

Selamat menunggu hari bahagia

nitawanita | Kediri, 12 Oktober 2017



You May Also Like

0 komentar

Silahkan berkata-kata di sini :)